Friday, April 22, 2022

 Jenis Modal Usaha yang Diperlukan Suatu Bisnis

Membuka suatu usaha tentu memerlukan suatu modal pada awalnya. Modal usaha inilah yang akan mempermudah Anda untuk memulai usaha sendiri. Modal tersebut tidak harus berjumlah besar, tetapi sudah sesuai dengan rencana bisnis yang telah dikonsepkan terlebih dahulu. Namun untuk mendapatkannya tentu tidak mudah. Beberapa calon wirausahawan bisa mendapatkannya dari bank dengan pinjaman bank. Untuk inilah, penting bagi seorang wiraswastawan untuk bisa membuat suatu perencanaan bisnis yang matang dan bisa diaplikasikan secara nyata.

Suatu modal usaha bukan hanya berbentuk uang. Ada tiga jenis modal yang perlu diketahui oleh seorang pebisnis dan perlu untuk direncanakan terlebih dahulu. Sebuah rencana bisnis yang berbentuk sederhana sekalipun mempunyai 3 jenis modal yang perlu untuk dibedakan sesuai dengan fungsinya. Modal-modal tersebut adalah modal berbentuk investasi, modal kerja, dan juga modal untuk operasional. Berikut akan dibahas satu-persatu.

Inilah jenis-jenis modal usaha dan penjelasannya:

1. Modal investasi

Modal ini adalah modal awal untuk membuka usaha dan sifatnya jangka panjang. Modal inilah yang dipakai untuk misalnya, menyewa toko, kendaraan, komputer, KKB dan lain-lain. Modal ini jumlahnya besar, namun nilainya akan menyusut dari tahun ke tahun.

2. Modal kerja

Modal jenis ini diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk kebutuhan yang digunakan sehari-hari. Disebut juga dengan modal produksi, modal ini sangat penting untuk memproduksi atau membeli barang usaha. Biasanya modal ini sifatnya jangka pendek dan berfungsi sebagai modal untuk berjaga-jaga untuk berbagai variable yang mungkin terjadi pada suatu usaha.

3. Modal operasional

Modal ini adalah modal yang sudah ditentukan untuk dipakai membayar biaya bulanan yang akan menunjang operasional bisnis Anda. Contohnya adalah biaya untuk listrik per bulan, gaji untuk karyawan, tarif air dan telepon, dan juga biaya retribusi. Modal seperti ini memang dimaksudkan untuk membayar tagihan di luar urusan bisnis.

Itulah jenis-jenis modal usaha yang sangat diperlukan bagi para pebisnis dalam menjalankan usahanya. Modal-modal seperti ini harus sudah dibagi secara jelas dalam penulisan untuk perencanaan bisnis, agar biaya tersebut tidak saling tercampur. Cadangkan untuk sekitar 4 bulan pertama sebelum pendapatan dari bisnis sendiri bisa menutupi pengeluaran. Sesuaikanlah biaya untuk modal ini dengan kemampuan Anda.

Jenis Modal Usaha

Modal operasional

Beda dengan modal investasi awal dan modal kerja, modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan setiap bulan untuk operasional usaha, terlepas dari barang dagangan Anda laku atau tidak.

Contohnya adalah listrik, telepon, air, sewa ruangan kalau ruangan toko itu bukan Anda beli tapi sewa, gaji pegawai, dan segala macam pengeluaran yang harus Anda bayarkan tiap bulan terlepas dari barang Anda laku atau tidak. Jadi, sifat biaya operasional ini lebih tetap jumlahnya.

Contohnya:
• Listrik = Rp 200 ribu per bulan
• Telepon = Rp 300 ribu per bulan
• Air = Rp 150 ribu per bulan
• Keamanan = Rp 150 ribu per bulan
• Gaji 2 Pegawai = Rp 2,5 juta per bulan
Total = Rp 3,3 juta per bulan.

Eit, ada yang lupa, ingat di atas tadi waktu saya bilang bahwa Anda bisa pertimbangkan untuk tidak perlu membeli ruang toko, tapi menyewanya saja? Kalau iya, maka masukkan juga ini sebagai biaya operasional. Cuma yang satu ini tahunan ya, yaitu anggap Rp 30 juta untuk Sewa setahun.

Ini berarti modal operasional Anda adalah Rp 3,3 juta per bulan, plus Rp 30 juta untuk tahun pertama.

nah, sebagai awal, anggap saja selama 3 bulan pertama, toko Anda belum mampu membiayai sendiri pengeluaran-pengeluarannya. Jadi, bagaimana kalau Anda siapkan modal operasional untuk – katakan – 3 bulan. Jadi Anda ceritanya nih memberikan kesempatan kepada toko Anda selama 3 bulan untuk akhirnya dia bisa membayari sendiri biaya operasional.

Di angka 3 bulan, ini berarti Anda sebaiknya menyiapkan semacam cadangan modal operasonal sebesar Rp 3,3 juta kali 3 bulan, yaitu Rp 9,9 juta, dibulatkan jadi Rp 10 juta untuk modal operasional 3 bulan. Kalau plus sewa tadi total jadi Rp 40 juta.



Beda dengan modal investasi awal dan modal kerja, modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan setiap bulan untuk operasional usaha, terlepas dari barang dagangan Anda laku atau tidak.

Contohnya adalah listrik, telepon, air, sewa ruangan kalau ruangan toko itu bukan Anda beli tapi sewa, gaji pegawai, dan segala macam pengeluaran yang harus Anda bayarkan tiap bulan terlepas dari barang Anda laku atau tidak. Jadi, sifat biaya operasional ini lebih tetap jumlahnya.

Contohnya:
• Listrik = Rp 200 ribu per bulan
• Telepon = Rp 300 ribu per bulan
• Air = Rp 150 ribu per bulan
• Keamanan = Rp 150 ribu per bulan
• Gaji 2 Pegawai = Rp 2,5 juta per bulan
Total = Rp 3,3 juta per bulan.

Eit, ada yang lupa, ingat di atas tadi waktu saya bilang bahwa Anda bisa pertimbangkan untuk tidak perlu membeli ruang toko, tapi menyewanya saja? Kalau iya, maka masukkan juga ini sebagai biaya operasional. Cuma yang satu ini tahunan ya, yaitu anggap Rp 30 juta untuk Sewa setahun.

Ini berarti modal operasional Anda adalah Rp 3,3 juta per bulan, plus Rp 30 juta untuk tahun pertama.

nah, sebagai awal, anggap saja selama 3 bulan pertama, toko Anda belum mampu membiayai sendiri pengeluaran-pengeluarannya. Jadi, bagaimana kalau Anda siapkan modal operasional untuk – katakan – 3 bulan. Jadi Anda ceritanya nih memberikan kesempatan kepada toko Anda selama 3 bulan untuk akhirnya dia bisa membayari sendiri biaya operasional.

Di angka 3 bulan, ini berarti Anda sebaiknya menyiapkan semacam cadangan modal operasonal sebesar Rp 3,3 juta kali 3 bulan, yaitu Rp 9,9 juta, dibulatkan jadi Rp 10 juta untuk modal operasional 3 bulan. Kalau plus sewa tadi total jadi Rp 40 juta. 

Modal Usaha

Modal investasi awal

Modal investasi awal adalah modal yang Anda butuhkan untuk bisa membuka usaha untuk pertama kalinya. Oke, misalkan saja Anda mau buka toko yang menjual segala macam peralatan rumah tangga, mulai dari alat dapur, gordyn jendela, taplak meja, karpet, sandal, dan sebagainya. Pokoknya, segala macam yang berhubungan dengan peralatan rumah tangga. Maka, sebagai investasi awal, modal yang Anda butuhkan adalah:

- Ruangan, katakan Rp 250 juta. Contoh aja kok, mengingat lokasi kan beda-beda

- Rak besar beserta kacanya untuk memajang segala barang dagangan, katakan Rp 5 juta

- Satu Unit AC, supaya toko tidak panas, misalnya Rp 3,5 juta

- Satu unit mesin kasir, ini supaya kalau ada pembeli proses transaksi jual beli bisa lebih cepat karena adanya mesin kasir ini. Contohnya Rp 3 juta.

- Lainnya yang berhubungan dengan kelengkapan toko, seperti hiasan bunga, taplak penutup rak, dan segala macam yang belum disebut di atas tadi. Total katakan Rp 2 juta.

Total, ini berarti Anda butuh Rp 263,5 juta. Nah, itulah investasi awal yang Anda butuhkan untuk memulai usaha. Dari situ, silakan hitung sendiri berapa rupiah kira-kira yang diperlukan untuk masing-masing.

Setelah itu Anda total, maka itulah jumlah modal investasi awal yang Anda butuhkan.

Sebagai masukan, untuk menekan biaya, bisa saja Anda mengurangi angka dari salah satu pos tersebut. Katakan ruang toko, daripada Anda beli ruko kecil seharga Rp 250 juta dan uang Anda langsung habis, mending Anda sewa saja, katakan 30 juta setahun.

Kalau Anda memutuskan untuk sewa, maka ini baiknya digolongkan sebagai pengeluaran operasional, dan biayanya masuk dalam modal oengeluaran operasional atau masuk dalam kategori modal nomor 3 yang akan kita bahas nanti.

Dengan begitu, kalau tanpa membeli ruang untuk toko, Anda cuma bayar Rp 13,5 jt untuk investasi awal, di luar sewa.

Walaupun begitu, banyak orang yang tetap memasukkan biaya sewa ruangan toko di modal investasi awal. Ya tidak apa-apa sih, fleksibel saja. Tapi kalau buat saya, saya lebih suka memasukkan itu di modal operasional.

BUMN

 Contoh BUMN


Badan Usaha Milik Negara terbagi ke dalam 14 sektor untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Adapun berbagai contoh BUMN adalah sebagai berikut:

Sektor Akomodasi dan Penyediaan Makanan dan Minuman

  • PT. Hotel Indonesia Natour

Sektor Industri Pengolahan

  • PT. Balai Pustaka
  • PT. Bio Farma
  • PT. Batan Teknologi
  • PT. Garam
  • PT. Industri Kapal Indonesia
  • PT. Industri Kereta Api
  • PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
  • Perum Percetakan Uang RI
  • PT. Krakatau Steel
  • PT. Dirgantara Indonesia
  • PT. Semen Indonesia Tbk.
  • PT. Semen Kupang

Sektor Informasi dan Telekomunikasi

  • Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara
  • Perum Produksi Film Negara
  • PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

BUMN Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

  • PT. Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
  • PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
  • PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
  • PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
  • PT. Bank Mandiri Tbk.
  • PT. Pegadaian
  • PT. Permodalan Nasional Madani
  • PT. Asuran Jiwasraya
  • PT. Taspen
  • PT. Perusahaan Pengelolaan Aset

Sektor Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis

  • PT. Bina Karya
  • PT. Energy Management Indonesia
  • PT. Sucofindo
  • PT. Surveyor Indonesia
  • PT. Yodya Karya
  • PT. Survai Udara Penas

BUMN Sektor Konstruksi

  • PT. Adhi Karya Tbk.
  • PT. Amarta Karya
  • PT. Hutama Karya
  • Perum Pembangunan Perumahan Nasional
  • PT. Waskita Karya Tbk.
  • PT. Pembangunan Perumahan Tbk.

Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang

  • Perum Jasa Tirta I
  • Perum Jasa Tirta II

Sektor Pengadaan Listrik

  • PT. Geo Dipa Energi
  • PT. Perusahaan Listrik Negara

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran

  • Perum Bulog
  • PT. Sarinah
  • Pertambangan dan Penggalian
  • PT. Indonesia Asahan Aluminium

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

  • Perum Kehutanan Negara
  • Perum Perikanan Indonesia
  • PT. Pertani 
  • PT. Rajawali Nusantara Indonesia
  • PT. Indonesia Tourism Development Corporation

Sektor Transportasi dan Pergudangan

  • PT. Angkasa Pura I
  • PT. Angkasa Pura II
  • Perum DAMRI
  • PT. Garuda Indonesia Tbk.
  • PT. Jasa Marga Tbk.
  • PT. Pos Indonesia

Sektor Patungan atau Minoritas

  • PT. Indosat Tbk.
  • PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut
  • PT. Atmindo
  • PT. Bank Bukopin Tbk.

BUMN

 BUMN: Jenis, dan Tujuan

Jenis BUMN

Terdapat dua jenis BUMN yang dapat kamu ketahui, yaitu Persero dan Perum. Lantas, apa perbedaan dari keduanya?

Simak penjelasannya berikut ini:

Badan Usaha Perseroan atau Persero

Persero adalah jenis BUMN yang terbentuk dari perseroan terbatas dengan modalnya terbagi ke dalam saham yang seluruhnya atau minimal 51% milik Negara Republik Indonesia. Tujuan utama persero sudah pasti adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Selain itu, persero juga memiliki tujuan lain, yaitu menyediakan barang dan jasa dengan kualitas tinggi dan berdaya saing serta mengejar keuntungan agar dapat meningkatkan nilai badan usaha.

Badan Usaha Umum atau Perum

Perum adalah jenis BUMN yang mempunyai tugas pokok untuk melayani berbagai kepentingan umum yang termasuk ke dalam hal produksi, distribusi, hingga konsumsi. Tujuan dari perum sendiri adalah untuk menyelenggarakan usaha demi kepentingan umum.

Kepentingan umum yang dimaksud antara lain adalah menyediakan barang dan jasa dengan kualitas tinggi, tetapi memiliki harga yang terjangkau bagi masyarakat umum. Adapun prinsip Perum sendiri adalah sebagai pengelolaan badan usaha yang sehat.


Tujuan BUMN

Tujuan utama berdirinya badan usaha adalah untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat umum. Badan usaha ini hadir untuk mewujudkan peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tujuan BUMN juga sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 2.

  1. Memberi sumbangan untuk perkembangan perekonomian Indonesia secara umum dan penerimaan negara secara khusus;
  2. Mengejar keuntungan;
  3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
  4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum bisa dilaksanakan oleh sektor swasta dan juga koperasi;
  5. Turut aktif dalam memberikan bimbingan dan juga bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Jadi, BUMN adalah salah satu pelaku dalam kegiatan perekonomian nasional yang menggunakan dasar demokrasi ekonomi.

Oleh karena itulah, Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat seperti yang dijelaskan dalam UUD 1945.


BUMN

BUMN: Pengertian, dan Fungsi

Pengertian BUMN

Secara umum, pengertian BUMN adalah badan usaha yang sebagian atau keseluruhan kepemilikan asetnya dikuasai oleh negara.

Dalam hal ini, negara yang dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, BUMN adalah bentuk usaha nirlaba yang negara miliki.

Sedangkan pengertian BUMN secara resmi bisa kamu lihat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, tepatnya terdapat dalam pasal 1 yang menyebutkan bahwa BUMN merupakan sebuah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya adalah milik pemerintah.

Adapun modal yang negara gunakan berasal dari kekayaan negara yang memang sengaja dipisahkan. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam Badan Usaha Milik Negara akan mengelola cabang-cabang produksi yang memiliki fungsi penting bagi negara.


Fungsi BUMN

Sama seperti badan usaha lainnya, terdapat beberapa fungsi BUMN yang perlu kamu ketahui. Tujuan utama dari fungsi BUMN adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Berikut adalah beberapa fungsi BUMN:

  1. Sebagai badan usaha yang menyediakan produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa untuk masyarakat Indonesia.
  2. Berfungsi sebagai media bagi pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan perekonomian yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
  3. Sebagai alat untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
  4. Sebagai salah satu sumber pendapatan atau devisa negara terbesar.
  5. Tempat pengembangan berbagai usaha kecil, contohnya koperasi dan UMKM.
  6. Badan Usaha Milik Negara bisa menjadi media untuk mengatur pengelolaan sumber daya alam milik negara dengan benar dan tepat.
  7. Badan Usaha Milik Negara berfungsi sebagai pelopor pembangunan dari berbagai sektor yang tidak terjamah oleh sektor swasta.
  8. Sebagai salah satu pendorong untuk memunculkan peluang usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
  9. Sebagai penyedia layanan yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
  10. Menjadi wadah untuk mendorong aktivitas masyarakat di berbagai bidang usaha.

Dari sepuluh fungsi BUMN tersebut, tentu dapat disimpulkan bahwa kehadiran BUMN di Indonesia sangat berpengaruh terhadap kondisi masyarakat.

Oleh karena itulah, tidak heran jika Badan Usaha Milik Negara memiliki banyak perusahaan di berbagai sektor industri.

Monday, April 18, 2022

SDM Bagi Perusahaann

 Alasan Pentingnya Perencanaan SDM bagi Perusahaan

1.     Mendorong Terbangunnya Sistem Informasi SDM yang Kompeten

SDM yang kompeten akan didapatkan dengan perencanaan yang terarah. Hanya karyawan dengan kinerja bagus yang akan terus mendorong kemajuan perusahaan. Karyawan yang tidak ingin berkembang akan otomatis terdesak oleh sistem. Mereka tidak bisa lagi mengandalkan senioritas dalam lingkup pekerjaan.

2.     Kebutuhan akan SDM yang Kompeten Terpenuhi

Dengan perencanaan SDM yang baik, the right men in the right place akan dapat diraih oleh perusahaan. Penempatan pegawai yang kompeten dan tepat pada posisinya dapat tercapai dengan lebih optimal dan cepat karena perusahaan telah mengetahui dengan baik kualitas SDM yang diperlukan, bagaimana merekrutnya bila hendak menambah karyawan, juga bagaimana mempertahankan karyawan-karyawan terbaik itu.

3.     Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Perusahaan

Perencanaan SDM yang tepat sasaran akan membuat perusahaan lebih efektif dan efisien. Artinya, perusahaan berjalan baik dengan personel yang produktif dan jumlah karyawan yang sesuai dengan kebutuhan. Karyawan yang produktif adalah karyawan yang mampu bekerja sesuai dengan SOP dengan jam kerja yang sudah ditentukan. Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan dan menghasilkan lebih banyak daripada karyawan rata-rata. Dengan produktivitas yang tinggi, tidak dibutuhkan jam kerja ekstra (lembur) ataupun karyawan yang banyak untuk mencapai tujuan perusahaan.

  1. Timbulnya Sikap Positif dalam Diri Karyawan

Perencanaan SDM yang baik akan menimbulkan sikap positif dalam diri karyawan. Jenjang karir yang jelas, pelatihan teknis dan soft skills yang rutin berkesinambungan, serta sistem kompensasi dan insentif yang menarik membuat karyawan nyaman dalam bekerja. Mereka merasa memiliki kemampuan dan mendapat ruang kesempatan yang cukup untuk terus maju bertumbuh di dalam dan bersama perusahaan. Karyawan tahu mereka diperhatikan dan dihargai dengan tulus, daripada hanya sekadar menjadi “sapi perah” perusahaan. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa gaji atau penghasilan bukanlah faktor utama seseorang bertahan dalam pekerjaannya.

  1. Dapat Menghemat Biaya

Sebelum melakukan rekrutmen alias mencari tenaga kerja baru, pihak HR terlebih dulu melakukan perombakan di dalam SDM. Misalnya dengan melaksanakan promosi dan pemindahan jabatan, mempensiunkan, atau bahkan memberhentikan pekerja. Tentunya harus sesuai peraturan ketenaga-kerjaan yang berlaku. Dengan melakukan perombakan terlebih dahulu, maka biaya- biaya yang berhubungan dengan pengadaan tenaga kerja dapat dihemat. Apabila penempatan ulang dilakukan dengan tepat, tidak akan terjadi penempatan yang keliru. Yang paling penting, tidak perlu menyediakan biaya menambah SDM baru. Namun dalam beberapa kasus, penambahan karyawan baru memang tidak dapat dihindari. Misalnya, kantor membuka cabang baru atau lini usaha baru.

  1. Terciptanya Hubungan Kerja yang Harmonis

Bayangkan bila suatu lingkungan kerja di sebuah perusahaan memiliki orang-orang yang tepat dan kompeten dalam jabatan dan posisinya. Pastinya terjadi hubungan harmonis bukan? Mereka akan saling bekerja sama dengan baik sesuai dengan keahlian masing-masing guna mewujudkan sasaran dan tujuan perusahaan.


Saturday, April 16, 2022

TREN TEKNOLOGI UNTUK INDUSTRI F&B

 Tren Teknologi untuk Industri F&B

Agar usahanya dapat bersaing, para pengusaha di bidang F&B Service pun dapat mengikuti tren teknologi yang sering diadopsi saat ini.

1.   Menu Berbentuk Tablet

Beberapa restoran kini telah menaruh tablet pintar di setiap meja restoran yang berfungsi sebagai menu. Penggunaan tablet tersebut membuat pemesanan makanan menjadi jauh lebih praktis ketimbang harus menugaskan pramusaji untuk memberikan menu dan mencatat pesanan pelanggan.

2.   Software Akuntansi Berbasis Cloud

Sistem penghitungan profit di tempat-tempat makan dan restoran juga mulai menerapkan aplikasi akuntansi berbasis cloud. Alasan utama dari pengadopsian cloud adalah pencatatan segala pembayaran dan pengeluaran, sehingga mempermudah pengelolaan informasi penting pelanggan serta merekam seluruh transaksi yang terjadi tanpa kekeliruan. Misalnya, Jurnal. Software akuntansi dan keuangan terbaik Indonesia.

3.   Aplikasi untuk Pengelolaan HR

F&B yang sudah memiliki banyak jaringan tentu akan kesulitan dalam mengelola data absensi karyawan, perlu penggunaan aplikasi absensi online berbasis android dan macOS agar pengelolaan data asbensi menjadi lebih mudah.

Selain itu, para pemilik bisnis F&B pastinya mengetahui bahwa tingkat turnover karyawan yang bekerja di bidang F&B cenderung tinggi. Akibatnya, divisi rekrutmen dan HR sering kesulitan mengelola data karyawan, terutama saat proses onboarding dilakukan. Padahal, data-data seperti absensi dan bonus bulanan yang didapatkan karyawan dapat menjadi tolak ukur kinerja karyawan. Oleh karena itu, tugas HR perlu dibantu dengan penggunaan aplikasi dan software attendance management terbaik di Indonesia sehingga meminimalisir terjadinya human error.

F&B BUSINESS

Industri Food & Beverage (F&B) adalah salah satu industri yang telah ada dan berkembang sejak lama. Jenis bisnis yang dikategorikan masuk dalam industri F&B yaitu bisnis yang menempatkan makanan atau minuman sebagai poros bisnisnya, termasuk F&B service. Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian F&B service mengalami perluasan makna.

Secara umum, pengertian F&B service adalah sebuah istilah yang menggambarkan layanan penyajian makanan kepada pelanggan. Biasanya, sebuah bisnis menawarkan layanan tersebut secara bersama-sama dengan menjual produk makanan atau minuman (F&B product).

Contoh bisnis untuk menggambarkan gabungan F&B service dan F&B product adalah warung makan atau restoran bintang lima. Di dua tempat tersebut, pemilik bisnis menawarkan produk makanan atau minuman untuk dibeli serta tempat dan penyajian makanan untuk dinikmati pelanggan. Inilah konsep dasar yang dapat dipahami. 

Tuesday, April 12, 2022

Siklus Hidup Produk

Siklus Hidup Produk: Contoh 

Contoh Siklus Hidup Produk

Salah satu contoh yang dapat diambil adalah produk ternama, yaitu Coca- Cola. Pada tahapan perkenalan, produk ini mulai dikenal masyarakat pada tahun 1886, sebagai salah satu minuman berkarbonasi. Pada tahap ini, mulai banyak yang mengenal produk yang satu ini. Dengan strategi pemasaran yang tepat, akhirnya Coca- Cola menjadi salah satu produk minuman unggulan. 




Selanjutnya adalah tahapan pertumbuhan, ditahap ini Coca- Cola mulai mendirikan sebuah perusahaan ternama untuk semakin dikenal luas oleh masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya penurunan minat masyarakat, pihak Coca- Cola kembali mempromosikan minumannya dengan teknik yang lebih agresif dari sebelumnya. Dalam tahapan ini perusahaan ternama ini sempat mengalami kesulitan dalam segi finansial yang menjadi masalah. Hal tersebut dikarenakan kurang tepatnya penentuan harga yang dipatok.

Lalu pada tahap pendewasaan, Coca- Cola mengalami kestabilan dalam produksi serta laba yang didapatkan. Namun, akhirnya terdapat pesaing-pesaing baru yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan label berbeda dan juga lebih menyempurnakannya.
Lalu pada tahap kemunduran, perusahaan mengalami penurunan laba hingga mencapai 15%, lantaran banyaknya produk pesaing sejenis. Hal tersebut tentu menjadikan perusahaan untuk kembali mengoptimalkan strategi pemasaran dengan berbagai cara yang lebih efektif dari sebelumnya.

Siklus Hidup Produk: Pengertian dan Tahapan


Siklus hidup produk atau product life cycle merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan. Siklus ini menggambarkan proses suatu produk yang dipasarkan kepada masyarakat, sampai produk tersebut hilang dari pemasaran dikarenakan kurangnya inovasi serta strategi pemasaran yang dilakukan oleh produsen. 

Agar suatu produk memiliki sebuah siklus hidup produk yang baik, maka pastikan kamu selalu mengenalkan produk dan memasarkan nya secara maksimal.

Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Hidup suatu produk memiliki 4 tahapan umum yakni tahapan perkenalan (Introduction), tahapan perkembangan, tahapan kedewasaan, dan tahapan penurunan. Berikut ulasan lengkapnya.
1. Perkenalan (Introduction)
Tahapan perkenalan menjadi cikal bakal suatu siklus hidup produk. Dalam tahap ini, perusahaan manufaktur akan memproduksi barang mentah atau bahan baku dan bahan setengah jadi, kemudian barang tersebut dikelola menjadi suatu produk untuk memenuhi permintaan pasar.
2. Pertumbuhan (Growth)
Tahapan kedua adalah pertumbuhan, tahapan yang satu ini sesuai dengan namanya merupakan tahap siklus hidup produk yang menentukan suatu produk menjadi lebih berkembang atau tidak.

Dalam tahapan ini, tentu saja laba akan meningkat dan prosesnya menjadi lebih menguntungkan. Permintaan akan produk semakin meningkat dan minat masyarakat semakin bertambah.
Pada tahapan yang satu ini pula, akan mulai tumbuh persaingan produksi lainnya.
3. Kedewasaan (Maturity Process)
Selanjutnya adalah tahap pendewasaan. Tahapan yang satu ini merupakan tahap di mana produsen serta semua pihak terkait dapat melihat, serta mampu menetapkan bahwa penjualan yang dilakukan serta pemasaran yang dilakukan lebih meningkat jauh lebih banyak dari sebelumnya dan untuk kedepannya juga masih terlihat semakin tetap.
Dalam tahap ini, laba yang akan diperoleh mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini merupakan proses yang disebabkan oleh terjadinya persaingan harga yang cukup ketat dari sebelumnya.

4. Kemunduran (Decline)
Pasti setiap siklus hidup produk akan memiliki tahapan di mana produk yang dipasarkan mengalami penurunan agresivitas atau biasa disebut sebagai tahapan kuno suatu produk. Untuk itu setiap produsen harus memiliki strategi baru yang tentu saja wajib diberikan dalam mengembangkan produk baru yang diminati oleh masyarakat.
Hal semacam itu digunakan sebagai langkah yang tepat untuk mengganti produk yang telah usang atau yang telah kuno. Walaupun jumlah persaingan mulai berkurang, tentu saja akan ada masalah lainnya, yaitu penurunan jumlah permintaan barang produksi.
Keempat tahapan siklus hidup produk tersebut wajib diketahui dan dipahami dengan benar, sehingga nantinya tidak akan terjadi Kendala yang cukup berarti bagi setiap produsen yang ada. Fase maupun tahapan siklus tersebut harus sesuai dengan perkiraan pasar.

Dampak Krusial Media Sosial Terhadap Degradasi Moral    Pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini menjadi salah satu alat pemic...